Selasa, 15 Januari 2013

jalan-jalan anak siB





makalah ilmu dakwah


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberberikan rahmat dan hidayahnya beserta segala kemudahan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ilmu dakwah” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca. Dalam proses penyelesaian makalah ini, saya banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas ilmu dakwah ini, saya menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengn penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.
Palembang, 07 Januari  2013















1.      Pengertian ilmu dakwah
Dakwah adalah kegiatan yang  bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis  aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan kata masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata ”ilmu” dan kata “islam”, sehingga menjadi “ilmu dakwah” dan ilmu islam atau ad-dakwah al-islamiyah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian oarng lain agar menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi,agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah tersebut “Da’I” sedangkan yang menjadi Objek dakwah disebut “Mad’u”.
Tujuan dakwah adalah mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat yang diridai Allah SWT Nabi Muhammad SAW,  mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarga, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.
A.    Bagaimana memikat hati objek dakwah
Berdakwah, mengajak orang lain kepada islam memang membutuhkan skil khusus. Berikut ini bebrapa hal yang perlu dimiliki oleh para da’i dalam memikat objek dakwah.
1.      Keikhlasan
Keikhlasan harus ada dalam setiap langkah kita. Amal kita tidak akan diterima disisi Allah jika diiringi dengan keikhlasan.
Dengan ikhlas kita akan bisa menyakini orang lain bahwa mereka aman berada samping kita, menyakinkan orang bahwa kita adalah orang yang tepat berada disampingnya. Keikhlasan tidak perlu diungkapkan secara verbal hanya untuk mendapat pengakuan bahwa kita “ikhlas”. Ikhlas akan Nampak pada kekuatan jiwa, bukan pada kata-kata.
2.      Penampilan
Dalam kehidupan sehari-hari, ditengah kesibukan yang kita miliki, kita harus tetap memperhatikan penampilan. Meskipun penampilan bukanlah segalanya, akan tetapi penampilan luar setidaknya mengambarkan karakter individu. Presepsi kita akan berbeda ketika bertemu dengan seseorang yang senantiasa tampak bersih dan rapi,
Dengan bertemu dengan  seseorang yang senantiasa berpenampilan kusam, kusut, dan berseri.
Penampilan yang bersih dan rapi akan memudahkan bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, terlebih objek dakwah yang akan kita tuju. Sedangkan penampilan yang kusam, kusut, dan berseri akan menyebabkan orang lain tidak nyaman berada disekitar kita. Orang dengan penampilan seperti ini bsa jadi belum bisa menyampaikan apa-apa, objek dakwah yang akan didekati sudah keburu lari.
(Q.S. Yunus 25)
ª!$#ur (#þqããôtƒ 4n<Î) Í#yŠ ÉO»n=¡¡9$# Ïökuur `tB âä!$t±o 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 8LìÉ)tFó¡B ÇËÎÈ 
Menurut Ali mahfud: mendorong manusia atau mengajak manusia. Al-huda(tuntunan, bimbingan, atau hidayah), Al-khoir (kebaikan, bagus), Walamru bilma’ruf nahi mungkar (menjalankan kebaikan dan meniggalkan kemungkaran ).
Menurut H.M. Muqodar Lc.
Makna dakwah ialah: aktivitas menyeru manusia kepada Allah (Qs. Yusuf 108)
Dengan cara Khidamat, mauzatic hasanah, sampai manusia ingkar Thohud dan beriman kepada Allah (An-nahl 36), serta mengeluarkan manusia dari kegelapan (jahiliyah) menuju kepada cahaya islam. (Qs. Al-Baqarah 257).

ª!$# Í<ur šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Oßgã_̍÷ムz`ÏiB ÏM»yJè=à9$# n<Î) ÍqY9$# ( šúïÏ%©!$#ur (#ÿrãxÿx. ãNèdät!$uŠÏ9÷rr& ßNqäó»©Ü9$# NßgtRqã_̍÷ムšÆÏiB ÍqY9$# n<Î) ÏM»yJè=à9$# 3 šÍ´¯»s9'ré& Ü=»ysô¹r& Í$¨Y9$# ( öNèd $pkŽÏù šcrà$Î#»yz ÇËÎÐÈ  



· Ilmu dakwah
Ada tiga fungsi ilmu,menjelaskan, memaparkan / menguraikan dan  memprediksi, ilmu dakwah sering dikacaukan dengan pengetahuan, kesan yang terdapat dalam pendidikan manusia sebagai sentuhan objek tertentu, (hasil sentuhan panca indara, dengan alam nyata) ingat kasus qodil dan habil proses penghilangan jejak.
· Ilmu sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis (berurutan), kasus tahalul: objektif atau dapat diuji oleh siapapun.
· Ilmu dakwah: sejumlah pengetahuan tentang proses upaya mengajak manusia kejalan Allah atau Al-islam yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia objektif.
· Ilmu dakwah termasuk new science /ilmu murni.
Yang disampaikan oleh Nabinya untuk Umat-umat-Nya, ilmu Allah sangat luas terdiri dari konsep-konsep, Apa bila ditulis dengan tinta sebanyak air laut dan pulpen sebanyak ranting-ranting pohon, ilmu Allah itu tidak akan selesai (Qs. Al-khafi: 109).
ß÷Kptø:$# ¬! üÏ%©!$# tAtRr& 4n?tã ÍnÏö7tã |=»tGÅ3ø9$# óOs9ur @yèøgs ¼ã&©! 2%y`uqÏã ÇÊÈ  
Secara definisi, ilmu dakwah dapat dibatasi ”Maknanya” tentang cara menarik orang lain atau kelompok agar mereka suka mengajarkan agama islam, tidak terdapat dari lisan juga dari Bil Qolam.
3.      Bahasa komunikasi
Seorang da’i harus memiliki kemampuan atas berbahasa berkomunikasi yang baik. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, walau hanya berbincang sebentar, objek dakwah akan merasa tertarik. Pilihan kosa kata berupa pujian akan membuat senang pihak yang diajak berkomunikasi. Namun, jika kita terbiasa menggunakan bahasa yang Komunikasi yang tidak mengenakan telinga, akan menyebabkan munculnya rasa tidak suka dihati para objek yang kita didekati.



11.  Dasar hukum fungsi dan tujuan dakwah
Hukum dakwah fardu nya’in (An-nahl: 125) kewajiban individu tersebut dapat dilihat dari wujud perintah kalimat ud’u yaitu fiil amar yang mengandung perintahnya sebagai mukmin.
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Adapun perintah fardhu kifayah tentang dalam (Q.s Ali-lmron:104,) “suatau kewajiban yang bila telah dikerjakan oleh seorang/ kelompok maka gugurlah kewajiban yang lainnya Waltakum minkum”.
 · Fungsi dan tujuan dakwah
Ghoyah tujuan utama dakwah mangajak manusia kepada Allah semata, Agar manusia memiliki orentasi yang lurus dalam kehidupan yaitu: Senantiasa beribadah kepada Allah dan menjahuil Tuhan selain-Nya.
Ghoyah (An-Nahl: 35)
tA$s%ur šúïÏ%©!$# (#qä.uŽõ°r& öqs9 uä!$x© ª!$# $tB $tRôt6tã `ÏB ¾ÏmÏRrߊ ÆÏB &äóÓx« ß`øtªU Iwur $tRät!$t/#uä Ÿwur $oYøB§ym `ÏB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB &äóÓx« 4 y7Ï9ºxx. Ÿ@yèsù šúïÏ%©!$# `ÏB óOÎgÎ=ö6s% 4 ö@ygsù n?tã È@ߍ9$# žwÎ) à÷»n=t7ø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÌÎÈ  
Tugas umat-Nya menyembah Allah, menjahui (tohut) sebagai suatu kegiatan maka berdakwah mencapai tahapan (sasaran).
Sebagai tujuan antara untuk menuju tujuan utama, yaitu:
1.      Membantu manusia agar beribadah kepada Allah sesuai syariat-Nya.
2.      Membantu manusia untuk saling mengenal diantara mereka. (Qs. Hujarat: 13)
3.      Merubah kondisi menjadi yang sesuai dengan anatra islam (Qs. Almukmin)
4.      Membina pribadi muslim secara utuh, (khafah)  sesuai ajaran islam baik secara Rukhiyah, Akliyah, Jasadiyah.
5.      Mempersiapkan keluarga muslim agar berahlak mulya dan bertaqwa, baik dilingkungan keluarga maupun diluar rumah.
6.      Menciptakan komunitas masarakat yang islam.
            111. Proses dan unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur pokok pelaksanaan dakwah yaitu:
a.       Da’I
Berperan sebagai motivator/supervasior/mediator serta penyelenggara komunikasi/komunikator.
· Motivator, maksudnya bagaimana da’I dengan tulus iklas dan senang hati, besedia melaksanakan tugas dakwah yang diembanya, motif atau niat yang ideal bagi da’I semata-mata mendapatkan ridho Allah. Namun, karna da’I itu manusia maka umat harus mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan.
· Supervaisor. Fungsi pembimbing  da’I harus dapat membawa umat pada sasaran antara (AHDAB & Ghoyah) dari kegiatan dakwah.
· Dengan kata lain, fungsi supervaisor bagi da’I dapat terlaksananya tugas-tugas dalam suatu dengan recana kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan, sehinga tujuan itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
· Mediator, berfungsi sebagai pewujud harmonisasi dan singkronisasi kegiatan dakwah sekaligus sebagai coordinator atau koordinasi.
· Komunikator, peed back(timbal balik) dari suatu komunikasi antara da’I dan metoda.
(objek) sangat penting bagi proses dalam dakwah yang dapat dipahami oleh objeknya.
 Hal-hal penting yang dilakukan komunikator
1.      Memiliki informasi
2.      Mengetahui cara menyampaikan informasi pesan dari da’I / komunikator akan efektif  bila jelas dan lengkap. (Q.s. Yasin)
· Konsisten, “Informasi terdahulu jangan bertentangan dengan informasi yang datang kemudian”.
· Tepat waktu, maksudnya saat komunikan siap menerima informasi Lihat hadist bukhori muslim (Ibnu mas’ud).
“Nabi selalu menemui waktu pengajaran, agar kamu jangan bosan”.
3.      Mengenal dengan baik pihak penerima pesan.
4.      Membangkitkan pihak komunikan (mad’u).
b.      Mad’u (objek dakwah)
Mad’u diharpakan mampu atau propesonal didalam tugas.
1.      Memahami umsan adiin (agama) aqidah yang bagus tentang Allah.
a.       Aqidah yang benar tentang Allah, malaikat, rosul, kitab-kitab Allah, Qodho dan Qohdar.
b.      Beribadah yang benar sesuai apa yang disyariatkan oleh Allah kepada hamba-Nya.
c.        Muamalah, membentuk kata pergaulan sesuai dengan ajaran islam.
2.      Sehat jasmani dan rohani.
3.      Menumbukkan dan meningkatkan pengetahuan/kemampuan melakukan amal sholeh (kepada Allah, manusia, lingkungan).
4.      Mendorong agar dapat melakukan Jam’ai dan disiplin, amal social, gotong royong.
5.      Menguatkan komitmen mad’u dan keluarganya kepada Al-islam, serta membantu mencarikan ia yang belum menikah.
6.      Kadarisasi, mad’u akan menjadi da’I.
            c. Materi, secara umum materi dakwah itu ada 3 macam.
        Al-quran, Al-hadist, Al-ijma, (ijtihat) ilmu hasil pemikiran manusia berdasarkan nilai-nilai wahyu.
d. Metodologi (elektronik) Media (elektronik, cetak, mimbar)
e. Media (wasilah)
            Berdakwah pada saat ini tidak hanya dilalukan oleh para da’I, tapi
Seringnya teknolgi yang semakin luas, dakwah bisa dilakukan dengan media seperti, Telvisi, radio, Koran, buku, internet dan lagu-lagu islami.


Da’i
Materi
Metoda
Media
Mad’u
Efek
Tujuan
1. individu
Muslim
Muslimah
laki’’
Perempuan
lapisan atas
Menegah
Bawah
2. Kelompok
Lembaga’’ sosial
Ekonomi
Pendidikan
Aqidah
Ibadah Muamalah

Ihksan
Bilisan
Bilqolam
Bilfani

1.pekerjaan
Loka karya
Sara sehat
Pengajian
Elektronik
S. kabar
Buku
Spanduk
Jurnal
Organisasi
Utusan
Surat




Seluruh-manusia
Pendekatan
Ilmu social
Sejarah
Ekonomi
Polotik
Iptek
Imtaq
Pendidikan
1. Positif
2. Negative
3. Netral
4.Positif Negatif
Masarakat yang diridhoi Allah










1.      Macam model pendekatan media dan metoda
Media: Peralatan yang digunakan untuk menyampaikan dakwah. Zaman modern media semakin berfariasi misal elektronik dan cetak juga lapangan pekerjaan sebagai guru, dokter, pertambangan dan sebagainya.
(Dr. Waktibatiah hal 25)
Macam model pendekatan dakwah merupakan lewat media tersebut, untuk sampainya pesan dakwah misal melalui media masa.
a.       Memanfaatkan secara maksimal media masa, (cetak/ elektronik) yang sudah untuk kepentingan dakwah.
b.       Mengembangkan kerja sama antara media masa dengan majlis-majlis dakwah.
c.       Melakukan (Redefinisi) terhadap media masa islam dan pasar mana yang dimasuki.
d.      Mendokumentasikan dan mencetak qudbah-qudbah minimal untuk lingkungan sendiri.
e.       Pendekatan terhadap media masa agar menyediakan public khusus bagi islam.
f.       Merintis production house dan studio rekaman yang dapat dimafaatkan sebagai sarana dari dakwah.
g.      Menyiapakan SDM (Sumebr daya manusia) melalui lembaga formal untuk keperluan tersebut.
h.      Menyupakan terkaornya aktivitas mubalg oleh media masa begitu pula rumah sakit sebagai sarana media dll.
1.      Metoda
Metologi jalan ke,secara umum yaitu cara-cara prosedur atau rentetan gerak usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Metoda adalah: Cara-cara menyampaikan ajaran islam kepada individu/kelompok, masarakat. Agar suapay ajaran islam dengan cepat dimiliki, diyakini serta dijalankan.
Contoh, seorang da’I menggunakan suatu media, berbeda bagi ad’I yang menggunakan metoda lain. Begitu pula menguasai suatu metoda hasilnya akan berbeda pelaksanaan metoda tergantung kondisi objektif dan cara apprauch (pendekatan) missal mendekati anak-anak gemar main, (contoh para wali dan lihat pola metode dakwah walisongo) contoh alat yang digunakan para wali, wayang kulit, dimasarakat modern telah dilaksanakan 3 metoda untuk mempengaruhi masarakat.
1.      Propaganda (penerangan, paham, pendapat, dan sebagainya). Yang benar atau salah dikembangkan untuk bertujuan menyakinkan orang-orang agar menganut suatu keyakinan sikap atau arah tindakan tertentu. Biasanya disertai dengan janji-janji yang muluk’’(berlebihan) , missalnya mengobarkan semangat perang keagamaan bahkan anti agama(komunis). Propaganda lebih meniti beratkan opini public, agar mereka mau bergerak sesuai dengan maksud probagandis (orang yang dipropaganda).
2.      Indoktrinasi
Cara menanamkan ajaran-ajaran dengan konsepsi-konsepsi yang telah disusun secara tegas oleh pihak pengajar untukdi sampaikan kepada masarakat.
3.      Pendidikan suatu cara yang lebih intensif atau mendalam untuk mempengaruhi masarakat, kelompok, dan individu guna untuk menuju suatu tujuan atau proses tertentu, pendidikan menitik beratkan pada pembangkitan cipta, kaisa,  rasa. Sehinga cara pendekatan itu lebih mendalam.
A.    Suatu paksaan menurut sifat penyampaian
a.       Paksaan
b.      Bujukan (ajakan)
c.       Menimbulkan keinsyafan /pengertian media ini biasanya digunakan didunia pendidikan. Media dakwah menurut bentuk, lisan, lukisan, tertulis, audio visual, audio perbuatan. “Rosul tidak menginginkan benda-benda atau lukisan hidup”
Didalam al-quran pedoman-pedoman pokok dalam berdakwah mencakup metoda-metoda yang telah dikemukakan diatas, bahkan melebihinya pedoman itu terlihat dalam (Qs. An-nahl 125) dan hadist bukhori muslim, tentang melihat kemungkaran dapat dirubah dengan metoda kekerasan dan kekuasaan, lisan, dan paling lemah dengan hati. Dari ayat diatas metoda yaitu alhikmah atau kebijakan, mempunyai arti yang luas sekali yaitu cara-cara sesuai dengan keadaan penerima dakwah (mad’u) didalam hikmah itu termasuk pembrantasan mungkar apakah harus dibrantas dengan paksa atau bujukan , menimbulkan pengertian dan kesadaran. Tegarnya metoda hikmah, menuntut kita melaksanakan dakwah munurut keadaan individu dan kelompok.
B.     Mauhizul khasanah (pemblajaran)
Metoda berdakwah hendaklah dakwah islam mencerminkan ajaran islam maksud pengajaran yang baik, yaitu didalam melaksanakan dakwah agar dapat diterima mad’u hendaklah.
a.       Rasional diterima akal sehat, menggugah perasaan dan hati murni dan tidak berlawanan dengan keadaan realitas dan tidak mengingkari hakikat kebenaran. (Qs. Al-baqarah 163-164)
b.      Uslub (tutut kata yang arif dan bijaksana)
Rosullulah bertutur kata menyesuaikan dengan gaya nalar mad’u.
c.       Adab sopan santun yang benar
C.     Mujadalah Bilaki Biya Akhsan (Berdiskusi dengan baik dan benar)
1V. Problematika Dakwah sekarang
Permasalahan dakwah global ada3 macam.
1.      Kemiskinan yang tetap sulit diatasi.
2.      Daya survival (kelangsungan hidup).
3.      Kesunjangan menguasi iptek yang masih tetap menggangah menyongsong melenium ketiga pendapat.
a.       Perbentukan nilai-nilai sebagai akibat terbukanya saluran intraksi atau informasi manusia, keadaan ini menimbulkan pecahnya kepribadian(identitas) disatu sisi mereka tetap berpegang dengan nilai-nilai yang interpretasinya disasaran pada renting zamanya, sementara disisi yang lain mereka harus berhadapan dengan perubahan global. Kalai ini yang cendrung kontraditif (bertentangan)
b.      Pemasarakatan dan penggunaan teknologi terutama yang berkaitan dengan upaya manusia mempermudah hidup dan kehidupanya akan semakin luas dan cepat.
c.       Meningkatnya kesadaran global tentang demokrasi HAM (hak asasi manusia) disebagian menyebabkan penetrasi budaya yang semakin cepat dan luas konsekuensinya.
d.      Berkaitan metoda atau cara kerja yang berkaitan dengan upaya manusia management hidup dan kehidupan.
e.       Terbukanya pintu perdagangan bebas yang konsekuensinya terjadi persaingan kwalitas yang sangat ketat.
V. Permasalahan umum masarakat islam
a. Sebagain umat belum memahami ajaran agama, akhirnya mudah diombang-ambingkan mudah sesat dan disesatkan.
b. Kekurangan konsepsi-konsepsi dan kekurangan dalam berbagai bidang politik, social, ekonomi, pendidikan dan cultural(budaya).
c.  Bid’ah (baru/ diluar sunah) dan pertentangan-pertentangan yang susah dalam islam.
 Urafat: Menterjemahkan kayakinan yang lemah dan rusak(dinamika)
Tahayul kepercayaan kepada hal-hal yang bersifat ghoib atau tidak Nampak, takannya percaya kepada roh-roh (animisme).
d.      Jumud (kebekuan berfikir) dan kurangnya semangat juang dalam jihad.
e.       Kurangnya pemimpin / tenaga ahli, didik dan pembangunan   yang cakap, lincah dan iklas yang harus kita tutupi.
-          Jawaban terhadap masalah diatas.
a.       Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masarakat tentang ajaran islam yang sesungguhnya dengan metoda(proses) dan sistematika yang sebaik-bainya.
b.      Menyusun konsepsi-konsepsi beserta metodanya dalam berbagai bidang.
c.       Penyebaran buku-buku pengetahuan islam dan berbagai bidang yang dibutuhkan dalam masarakat.
d.      Meningkatkan cara berfikir, pengetahuan dan episiensi kerja para pemimpin.
e.       Mengakualisasikan/ mewujudkan ajaran-ajaran islam dalam berbagai bidang kehidupan dan konsepsi yang telah siap merencanakan yang tepat dan metoda
Yang teruji bagi kesejahteraan masarakat sehinga masarakat dapat merasakn nilai-nilai ajaran islam.
V1. Keberadaan dan pengembangan ilmu dakwah
-          Pertayaan
Kapan adanya dakwak? Dari aspek sejarah nabi adalah pembawa berita dari Allah, jelasnya keberadaan dakwah sejak adanya Nabi-nabi Allah mulai dari adam samapi dengan Nabi akhir Nabi Muhammad Saw (Q.s Al-baqarah 30).

øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
Maka perkembangan dakwah dimulai oleh setiap kedatangan Nabi, semua Nabi Allah dan semua materi dakwah dibidah aqidah yang sama.
(Sembahlah olehmu akan Allah) An-nahl 36, Al-araf 59,73,85, namun dibidang ubudiyah syari’at mengalami perubahan. Begitu pula dilihat dari fungsi kenabian dimana bagi Nabi selain Muhammad besifat local(untuk umatnya saja) sedangkan Muhammad untuk seluruh manusia (As-saba 28) dan (Al-araf 169).
Dakwah nabi itu baru terlaksana pada saat orang yang hidup semasa(sahabat). Adapun upaya yang dilakukan nabi dengan jalan media tulis iqro/bacalah (Al-quran) audio (adzan) mengirim surat kepada pembesar untuk menerima pesan wahyu dan juga al-biksa(duta dakwah). Dakwah islam setelah nabi (priode sahabat) lihat hadist tentang dua pegangan yang mesti dipegang(Al-quran dan al-hadist). Dinasa sahabat uapaya kepercayaan/ akelelarasi dan keserangaman materi dakwah, maka muncul mushaf al-lmam dan dizaman tabi’in muncul al-hadist sampai sekarang terkenal 6 kitab hadist(kutubu sitah).
Yusuf qodowi mengatakan seorang ilmuan baru dikatakan hulafah ulambiyah(pembawa berita) apa bila ia dapat melaksanakan tuntunan moral yang terdapat dalam ilmu tersebut, semua ajaran menggunakan ahlak. Mengambil hikmahnya, saja’ah (berani), nafsu syahwat, al-adhu(keadilan).
Kepadanya dituntut tangung jawab yang lebih luas dan keiklasan kepada Allah, amanah, tawadhu(rendah hati) lzah(keagungan). Serta mengenalkan dan menyebar luaskan ilmu dan jelasnya perkembangan ilmu dakwah, tugas kerosulan dan berkembang sesuai dengan IPTEK dan IMTEQ.
Faktor hidayah dalam dakwah
Lihat surat al-fatihah ayat 5 (bimbinglah dan antarkanlah memasuki jalan yang lebar dan luas) Hidayah berasal dari kata,
Memberi petunjuk dan menunjukkan, berkisar dalam 3 hal.
a.       Tampil kedepan member petujuk
b.      Menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut dari sisi lahir kata hadiah, penyampaian sesuatu yang lemah lembut guna untuk menunjukan sesuatu Allah yang memberi petunjuk (Al-a’la 1-3)
ËxÎm7y zOó$# y7În/u n?ôãF{$# ÇÊÈ   Ï%©!$# t,n=y{ 3§q|¡sù ÇËÈ   Ï%©!$#ur u£s% 3yygsù ÇÌÈ  
Macam-macam hidayah
1.      Hidayah khorizoh(naluriyah) hidayah bawaan tanpa pemblajaran missal, menangis, dan menyapi.
2.      Hidayah khi’sya (panca indra)
Ahli pendidikan berkata: “panca indara pintu pengenalan”.
3.      Hidayah akal
Hidayah akal belum bisa mengatur manusia kepada kebahagian dunia akhirat, pendapat akal itu bermacam-macam, baik menurut si A belum tentu baik menurut si B, bahkan banyak salah menggunakan akal, bahkan akal bisa dikalahkan oleh nafsu dan sintimen. Tiga hidayah diatas belum cukup menjadi hidayah untuk mengatur manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat maka datanglah agama.
4.      Hidayah Addin (agama)
Ulama membagi dua hidayah kepada dua makna,
a.       Menuju kebahagian dunia dan akhirat (Qs. Asy-suraa-52). Dan disinilah da’I memiliki kemampuan untuk mengajak mad’u kedalam hidayah agama.
y7Ï9ºxx.ur !$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ ô`ÏiB $tR̍øBr& 4 $tB |MZä. Íôs? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# Ÿwur ß`»yJƒM}$# `Å3»s9ur çm»oYù=yèy_ #YqçR Ïök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏŠ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur üÏöktJs9 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 5OŠÉ)tGó¡B ÇÎËÈ  
b.      Petunjuk serta kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk ini tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Allah Swt (Qs-Qashashs: 56).

y7¨RÎ) Ÿw ÏöksE ô`tB |Mö6t7ômr& £`Å3»s9ur ©!$# Ïöku `tB âä!$t±o 4 uqèdur ãNn=÷ær& šúïÏtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ  

Kesimpulan
Ilmu dakwah sangat penting untuk umat islam, supaya kita tau cara-cara dan tuntunan untuk kita.
Ilmu dakwah suatu ajakan, menyeru, dan memanggil orang untuk beriman kepada ALLAH sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlak islam.
Dan orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’I” sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “Mad’u”.